Rabu, 27 Juli 2011

Kekuatan Lunak (Soft Power)

Ide tulisan ini sudah lama muncul di benak saya. Akan tetapi, baru kali ini saya bisa menuliskannya. Tulisan ini mungkin sangat singkat. Mudah-mudahan di lain kesempatan, saya akan menuliskannya secara lebih lengkap dan detail.

Judul tulisan ini berjudul "Kekuatan Lunak" atau Soft Power. Joseph Nye mendefinisikan konsep softpower sebagai sebuah kekuatan yang lebih bersifat persuasif, tidak bersifat koersif dan tidak kasar, sehingga lawan (counterpart) kita melakukan apa yang kita perintahkkan (NB : Definisi ini bersifat longgar, untuk lebih jelasnya silahkan teman googling Joseph Nye atau softpower).

Jadi, konstelasi hubungan internasional pasca perang dunia II diwarnai dengan kompetisi softpower masing-masing negara yang berusaha untuk bisa menjadi dominan atau hegemon. Softpower menggantikan peran senjata konvensional. Pada saat ini, beberapa negara lebih menitikberatkan dalam penyebaran pengaruhnya melalui medio ekonomi (investasi, bantuan luar negeri), kebudayaan (musik, sendratari) yang berimplikasi kepada ideologi serta identitas kita yang secara langsung atau tidak menjadi terpengaruh oleh softpower tersebut.

Sebagai contoh, Indonesia memberikan Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI) kepada beberapa negara, agar mereka dapat mengenal wajah Indonesia secara lebih mendalam (image building); Amerika Serikat senantiasa memberikan bantuan ekonomi serta pemberian beasiswa pendidikan, dan Norwegia memberikan pembekalan kepada para diplomatnya, yaitu MUSIK METAL. Hal ini disebabkan karena musik metal merupakan komoditas dan trademark dari negara tersebut (silahkan lihat : http://dunia.vivanews.com/news/read/226357-diplomat-norwegia-diberi-kursus-musik-metal).

Pembahasan di atas merupakan sedikit gambaran dari "Kekuatan Lunak" atau Softpower. Insya Allah, di lain kesempatan saya akan menuliskannya dan menambah pembahasannya lagi.

Wa Allah a'lam

Terima kasih, Wassalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar