Rabu, 11 April 2012

CERSAPEN 2 (CERITA SANGAT PENDEK)

Spontanitas. Ya, sebelas huruf ini menggambarkan bagaimana saya menulis ini. Apa yang hendak saya bicarakan. Jadi, kemana dan apa yang harus saya cari.

dia melihatku. apa adanya. jadi apa yang harus saya lakukan.

Penasaran ya dengan saya. Ingat, saya itu telah membenci anda. Anda tidak lebih dari sekedar pelepah daun pisang yang harus terendam oleh air saluran bawah tanah. Mungkin ini terlalu sopan, maksud saya anda terbenam di air comberan.

lagi-lagi dia melihatku. apa adanya. jadi apa yang harus saya lakukan,

Ya...ya..ya. Anda bunuh saja saya. Anda gila. Anda tidak akan dihormati. Anda tidak akan menjadi seseorang kalau ternyata anda sendiri tidak tahu siapa diri anda sebenarnya. Tolong matikan saya. Tolong bunuh saya. Tolong siksa saya.

lagi-lagi dia melihatku, kali ini lebih mendalam, dan apa adanya.

Anda manusia? Bagus. Tetapi anda tidak dilihat dan ditatap oleh manusia lainnya. Kaum anda sendiri. Anda bahkan dihina, dicaci maki, diumpat. Persetan dengan anda yang masih menganggap diri anda lebih hina. Hei, anda sadar tidak?

entah, sudah berpa lama dia menatapku. apa adanya. tapi rasanya dia sedang ada masalah.

Mungkin lebih terhormat anda. Anda tidak harus terbebani oleh biaya hidup. Biaya anak sekolah. Biaya arisan istri. Biaya gaya hidup dan bla bla bla lainnya. Oke, anda mungkin menganggap diri saya gila. Baik, saya akui diri saya agak sedikit gila. Dan anda waras.

Hei, mengapa tatapannya menjadi penuh amarah. apa yang sedang terjadi dengannya.

Kalau kau bisa mendengarkanku sekarang. Aku tidak butuh nasihatmu. Aku tidak butuh belas kasihanmu. Aku tidak butuh uluran cinta kasihmu. Semua ini membuatku semakin muak.

Sepertinya dia ingin berkata sesuatu kepadaku, jangan sungkan katakan saja.

Istriku pergi dengan pria lain. Anakku pergi dengan anak lain. Mobilku pergi dengan mobil lain. Hartaku pergi dengan harta lain. Hidupku pergi dengan hidup lain.

..........................


Berita Pagi

Ditemukan seorang pria tak dikenal gantung diri di tiang lampu merah



Ciputat, 11:17 PM, Mau mencari sesuap nasi goreng

Senin, 02 April 2012

Cersapen 1 (Cerita Sangat Pendek)


Sial

Kenapa hari ini semakin sial. Ups, maksudku ini bukan berarti aku mengalami musibah. Bukan! Bukan itu! Jadi apa maksudnya. Baik, kenapa jadi seperti ini. Oke, mungkin aku sudah bosan hidup denganmu. Mungkin kita  akhiri saja hubungan ini. Kenapa…kenapa kamu susah dibilangin sih! Oke, mungkin ada baiknya kita akhiri saja hubungan ini.

5 tahun lalu. Kita bertemu. Awalnya hanya tegur sapa belaka, lalu berjanji makan bersama. Berkencan, dan akhirnya kita berhubungan.

Apa mungkin kita berhubungan? Mungkin saja kita berhubungan dengan status sebagai kekasih. Halah, apalah artinya status. Kamu ingin memiliki status, untuk apa? Mendapat pengakuan masyarakat? Persetan dengan masyarakat. Masyarakat tidak tahu apa-apa dengan kita. Jangankan tahu kita, mereka semua tidak tahu akan dirinya sendiri. Tidak tahu kalau sekarang sedang dibodohi oleh kita. Eh, apa kita memang mengenal mereka? Entahlah, kamu cari tahu saja sendiri.

Sial

Kenapa bulan ini semakin sial. Gila, ternyata kamu ingin menstatuskan hubungan ini. Tahu apa kamu dengan hubungan. Toh, hubungan ini juga tidak akan mengenal kita. Kitapun tidak mengenal hubungan. Jadi?

Oke, mungkin kamu ingin bercanda saja denganku. Baiklah. Apa yang harus kita guyoni. Guyon antara aku dan kamu? Lebih baik kita menertawakan masyarakat. Masyarakat yang jarang menggunakan nalar sehat, selalu ikuti kata masyarakat lainnya yang tidak lebih suci dari kita. Hei, kamu ngomong apa?

Baiklah, kenapa kita harus berbincang. Untuk apa? Mungkin dengan berbincang, kegilaanku sedikit bertambah dan kewarasanku semakin berkurang. Mengapa? Karena semakin gila, sebenarnya anda semakin waras. Dimana anda diklaim gila, padahal sekitar anda bisa lebih gila dari anda. 

Jadi? Kamu mau melakukan apa setelah ini? Saya harus kembali kepada kegilaan saya. Oke, kita ganti itu terlalu aneh didengar. Maksudku, saya harus kembali kepada ketidaknormalan di dalam kenormalan. Eh, memangnya batasan normal itu seperti apa? 

Lagi-lagi hanya masyarakatlah yang bisa mengklaim diri saya normal. Benar seperti itu? Entahlah.
Oke, mungkin kamu ingin menantangku untuk beradu pendapat. Baiklah. Ada kalanya pendapat saya benar, tetapi anda tidak lebih benar daripada saya. Ah, anda egois sekali. 

Darah mengental, berwarna hitam pekat. Tidak sengaja tangan saya bersimbah darah ini. Tetapi saya senang sekali. Karena saya sudah terlalu lama kesal dengan anda. Anda terlalu banyak bicara, anda selalu memprovokasi saya, anda selalu mengklaim saya gila. Oke, saya anggap saya gila karena telah menusuk anda. Oke, saya anggap saya tidak lebih waras dari anda. Anda harusnya mengerti, bahwa anda bersama masayarakat luas yang tidak tahu apa-apa terhadap saya. Memangnya anda siapa?

Anda adalah korban saya bukan. Baiklah. Semoga tindakan saya membunuh anda ini dapat dikategorikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh seorang yang waras.
Apa katamu? Waras? Entahlah.

Sial, bagaimana aku harus bertindak setelah ini. Pastinya aku akan senantiasa dicari. Dicari masyarakat tentunya. Bahkan masyarakat yang sudah tidak lagi nafasnya mengutuk tindakan saya ini. Akan tetapi, masih lebih terhormat saya dikutuk masayarakat itu. Daripada saya harus dikutuk oleh masyarakat lain yang layaknya orang mati. Tubuh bergerak, tapi tidak ada kegairahan hidup, tidak ada semangat berubah. Oke, saya kira tindakan yang saya lakukan ini benar.

Mas, tolong dihabiskan kopinya. Sebentar lagi kami mau tutup…

Ciputat, 6:02 PM, 2 April 2012. Hujan deras melanda

Selasa, 10 Januari 2012

Eric Clapton - Change The World lyrics

Selamat Subuh..

Postingan ini merupakan lirik lagu yang sedang saya dengar tatkala saat ini. Dimana, ketika Subuh menjelang, saya masih asyik mencari data-data yang berkaitan dengan tugas akhir saya kelak. Selain lagu dari Eric Clapton ini, saya ditemani oleh Dream Theater (Funeral for Friend/Love is Bleeding, Peruvian Skies, Answer Lies Within, Misunderstood, Prophet of War dan Octavarium).


Nah, ini dia lirik lagu dari Maestro Blues, Eric Clapton. 

Title: Eric Clapton - Change The World lyrics
Artist: Eric Clapton Lyrics 
Writer: GORDON KENNEDY, WAYNE KIRKPATRICK, TOMMY SIMS

If I could reach the stars, I'd pull one down for you
Shine it on my heart, so you could see the truth
That this love I have inside, is everything it seems
But for now I find, it's only in my dreams

[Chorus:]
That I can change the world
I would be the sunlight in your universe
You will think my love was really something good
Baby, if I could, change the world

If I could be king, even for a day
I'd take you as my queen, I'd have it no other way
And our love will rule, in this kingdom we have made
Till then I'd be a fool, wishin' for the day

[Chorus]

Baby, if I could change the world

[Chorus]

Baby, if I could change the world



Thanks to to http://www.lyrics007.com/Eric%20Clapton%20Lyrics/Change%20The%20World%20Lyrics.html

Minggu, 08 Januari 2012

Sesekali membicarakan Eternalitas

Salam Dunia..

Ada dua hal yang ingin saya kemukaakan.

Pertama-tama saya mohon maaf. APOLOGIA PRO LIBRO SUO.. Karena saya tipikal seseorang yang jarang untuk memperbaharui dan menulis apa yang menjadi unek-enek dan enek-enek di dalam diri saya.

Kedua, saya tergelitik untuk membicarakan suatu kata dalam bahasa Indonesia yaitu, keabadian atau eternalitas. Kata-kata ini melontar saja di kepala saya paska saya berdiskusi dengan kawan2 di CCF, 

Si j'étais un juge et toi l'accusé, je te condamnerais à m'aimer pour l'éternité 

Arti harfiahnya "Jika saya menjadi hakim dan kamu terdakwa, maka saya akan hukum kamu untuk mencintaiku selama-lamanya" (gombal level 10).

Nah, tersentil saya dengan kata l'éternité. Sekarang mari kita membahas apa yang dimaksud dengan keabadian.
 
Apa yang dimaksud dengan cinta abadi? Cinta kita kepada pasangan kita? Bukan, saya mendefinisikan cinta abadi itu cukup 3 FORMA saja.
 
FORMA 1. Cinta Tuhan kepada makhluknya. Itu cinta abadi pertama. Bayangkan, setiap saat makhluknya itu senantiasa durhaka dan jarang berterima kasih kepada-Nya. akan tetapi, Tuhan masih saja memberikan kesempatan hidup dan memperbaiki diri kepada makhluknya. Cinta Tuhan tidak berbatas. Tuhan pun mencintai plankton, lumut, rumput gulma bahkan hama sekalipun. Karena dalam pandangan Tuhan, semuanya itu memiliki fungsi dan ada rahasia kebijakan tersendiri, dimana rasionalitas manusia yang tercerahkan yang mampu untuk mengungkapkannya.
 
FORMA 2. Cinta Kanjeng Rasul kepada pengikutnya. Saya menilai ini bukan karena saya memiliki faktor emosi dan religius yang sama. Saya melihat dari sisi humanisme universal yang ditunjukkan oleh Sang Al-Qur'an Berjalan..Muhammad SAW bin Abdullah. Cintanya kepada sesama manusia. Cinta yang universal. Cinta dalam balutan pluralisme. Sebuah manifestasi Cinta yang ditunjukkan kepada kita, agar bisa dicontoh dan diteladani oleh kita. Manusia yang bernama Muhammad, walaupun hatinya berada di Langit Ke Tujuh, tetapi kakinya masih berpijak di bumi. Cintanya kepada pengikutnya melebihi cintanya kepada keluarga, bahkan melebihi cintanya kepada diri sendiri. Tatkala menjelang ajal, hanya tiga kata yang terlontar.. Ummati..Ummati..Ummati (umatku..umatku...umatku). Bukan Khadijati..'usratii..Fathimati.. Maka tak heran, malaikat, semesta bahkan Tuhanpun bersalawat kepadanya.
 
Forma 3. Cinta Orang Tua kepada Anaknya. Cinta abadi ini membuat saya speachless. Senantiasa kita membuat orang tua kita jengkel, tetapi mereka masih memaafkan kita. Kita asyik masyuk dengan diri sendiri, kawan, kerabat, pasangan, dan dunia sehingga kita melupakan seseorang yang telah mengajarkan kita mengenal huruf, angka, kebersihan, tutur laku yang terpuji dan hala-hal bajik lainnya.
 
Khusus saya, Orang Tua adalah pemberi inspirasi. Bapak saya, dimana beliau adalah seorang Bapak, sahabat sekaligus saingan abadi saya dalam Bahasa Arab, Filsafat, Tasawuf. Hingga detik ini, saya belum mampu mengalahkannya.
 
Ibu saya, dimana beliau adalah sumber doa-doa saya. Karena doa ibu-lah, saya bisa menapaki karier dan kehidupan seperti sekarang ini. Ibu, dimana kata-katanya itu merupakan bahan perenungan saya dan kajian kontemplasi saya hingga detik ini.
 
Itulah cinta abadi..
 
Jadi, "Jika Tuhan, Nabi dan Orang Tua menjadi Hakim dan Saya menjadi Terdakwa, Maka Saya Ikhlas untuk mencintai mereka selama-lamanya"...Karena mereka telah ikhlas mencintai saya.
 
L'éternité
 
Salam